sepanjang hari ibu nurani mengalami kontraksi
di dalam rahimnya bergolak janin puisi
yang menebar kerancuan dan bahkan keracunan polusi
ia meratap dan menagis: pertiwi! pertiwi!
ibu nurani sepanjang hari terkontaminasi
ia tak mau menelan nasi, sebab tragedi itu terjadi
dan orangorang nyaris terprovokasi oleh alusi:
ini bukan ilusi! bukan imajinasi!
berjuta puisi lahir dari rahim nurani
doa bersayap cinta terus mengangkasa
menembus cakrawala di batas senja:
ampunilah kiranya! ampunilah segalanya!
kota beradat, september 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar